Mojokertopos.com – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati membuka secara langsung webinar bagi pembina pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) untuk mengelola dan membina para remaja di lingkungan sekolah dalam merencanakan kehidupan keluarga atau ketahanan keluarga.
Diikuti sedikitnya 257 pembina yang terdiri dari guru SMP-SMA Sederajat serta koordinator se-Kabupaten Mojokerto. Para pembina tersebut kedepannya akan ditugaskan untuk membina para remaja agar terhindar dari resiko masalah, seperti perilaku seks bebas pada remaja, kehamilan dan kelahiran pada remaja, Pernikahan Dini, HIV Aids dan Napza dalam menyiapkan masa depan para remaja serta untuk merencanakan kehidupan keluarga atau ketahanan keluarga.
Bupati Ikfina mengatakan untuk mewujudkan ketahanan keluarga bagi masa depan remaja, maka pemerintah membentuk PIK-R dengan menjalankan program Generasi Berencana (Genre) yang memanfaatkan hubungan sebaya menjadi pendidik sebaya dan ada konselor sebaya.
“Disinilah program Genre ini dijalankan, dan prinsipnya adalah dengan memanfaatkan hubungan kesebayaan, maka yang aktif bukan pembina PIK-R tetapi pendidik sebaya dan konselor sebaya yang nanti akan menyampaikan informasi pengetahuan dan mengasah skill bersama teman-temannya. Sehingga pembina PIK-R yang nanti berhadapan dengan pendidikan sebaya dan konselor sebaya,” ucap Ikfina di ruang Command Center, Kabupaten Mojokerto, pada Rabu (15/2) pagi secara daring dan luring.
Selain itu, untuk mewujudkan ketahanan keluarga yang bagus, Ikfina menilai, para remaja harus memiliki banyak skill dan pengetahuan untuk masa depannya.
“Maka mereka bisa mewujudkan ketahanan yang kuat dan untuk menuju itu, kita menyiapkan anak-anak kita untuk menuju kehidupan berkeluarga,” ujarnya.
Orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga menjelaskan, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada masalah yang sangat luar biasa terkait stunting, yang disebabkan dari para calon ibu yang masih berusia dini.
“Bayi-bayi yang lahir stunting ini ternyata hampir sebagaian besar adalah penyebabnya dari ibu-ibu yang belum cukup umur,” bebernya.
Terkait permaslahan stunting, Ikfina menegaskan, bahwa permasalahan stunting menjadi suatu hal yang sangat diperhatikan, karena pada saat dewasa berdampak pada tingkat kecerdasannya di bawah standar sebesar 20 persen.
“Apa jadinya negara kita kalau kita tidak bisa mengendalikan stunting, maka masa depan negara ini banyak SDM-SDM dengan kecerdasan 20 persen di bawah standar, padahal kita tidak tahu masa depan seperti apa yang akan dihadapi anak-anak kita,” ujarnya.
Maka untuk menyiapkan SDM-SDM yang berkualitas, Bupati Ikfina menegaskan, agar para pembina PIK-R bisa menjamin SDM dengan standar kecerdasan normal.
“Sehingga apapun yang terjadi, mereka akan bisa survive dengan kecerdasan normal tersebut, maka PIK-R ini tidak hanya sekedar melaksanakan program dari pemerintah pusat untuk dilakukan, tetapi lebih jauh dan lebih dalam,” pungkasnya. (Tik)