Mojokertopos.com,. MOJOKERTO : Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita pada Rabu (29/09/2021) menyambut rombongan Konsulat Jepang dan Direksi Panasonic Gobel Life Solutions di SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto. Salah satu point kerjasama selain telah puluhan tahun berinvestasi dengan Ajinomoto di Kabupaten Mojokerto, pada tahun 2021 Negara Jepang akan membantu melalui CSR membantu pengarapan proyek Jembatan Gajah Mada di Kota Mojokerto yang menghubungkan Kota Mokerto dengan Kabupaten Mojokerto, Lamongan, Gresik dan Sidoarjo-Surabaya.
Dalam kesempatan itu tampak hadir mendampingi Konsulat Jepang, Deputy Consul General Mr. Ishii Yutaka, Direksi Panasonic Gobel LS antara lain Heru Santoso, Kazuya Saito, Lukman, Tommy, Arief Gobel (Putera Taipan Gobel), Eben (Mgr PGI), Edi Susanto (Mgr PGI) dan Akhsan Tahir (Project Leader).
Konsulat Jepang (Consul General of Jepang) Mr. Takeyama Kenichi sangat senang dengan kemajuan dan kebersihan Kota Mojokerto saat ini dan berharap kedepan akan ada kerjasama yang makin baik.
“Sebenarnya saya sudah pernah datang ke Mojokerto, waktu itu masih muda sekitar usia 20 tahun. Setelah mendapatkan penjelasan dari Wali Kota tentang Mojokerto ke depan, idenya bagus sekali. Bangunannya bagus, banyak kemajuan dan juga bersih kotanya. Semoga nanti ke depannya, perusahaan-perusahaan Jepang bisa investasi di tempat ini. Kalau sementara ini kan adanya hanya 2 pabrik jepang di Kabupaten Mojokerto, di Kota Mojokerto masih belum ada,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto menyampaikan, Panasonic Gobel Life akan memberikan CSR-nya kepada Kota Mojokerto. Maka ketika kita bisa berkenalan secara langsung dengan Konsulat Jepang, tentu kita bisa mendapatkan informasi terkait apa saja yang bisa disupport oleh mereka.
“Dan yang paling penting kita bisa memaparkan potensi-potensi Kota Mojokerto pada Konsulat dan rombongannya dan hal-hal yang berkaitan dengan Kota Mojokerto yang bisa kita gali bersama menjadi sesuatu yang bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dari satu kerjasama yang sudah terjalin antara Pemerintah Kota Mojokerto dengan satu Perusahaan Jepang,” terang Ning Ita optimis.
Ning Ita juga mengatakan, semoga nanti kedepannya Pemerinah Kota menyusul Kabupaten Mojokerto bisa bekerjasama juga dengan Perusahaan-Perusahaan Jepang lainnya. Wali Kota juga berharap pertenuan kali ini bukan pertemuan yang terakhir, tapi yang pertama sehingga masih dimungkinkan nanti dengan komunikasi di lain kesempatan dari perusahaan Jepang yang lainnya bisa hadir ke sini juga melihat secara langsung dan menggali lagi potensi apa yang bisa dikerjasamakan antara negara Jepang dan Kota Mojokerto.
“Hari ini kan baru ada 1 perusahaan saja yang bisa bekerja sama dengan kita, kalau investasi pabrik besar di sini kan memang kita tidak memiliki area kawasan Industri, jadi Kota Mojokerto akan meminta CSR dari perusahaan Jepang untuk dipasang di Kota Mojokerto. Kebetulan salah satu prioritas kita menuju Kota Pariwisata adalah memberikan sentuhan arsitektur Majapahit sebagai tempat rekreasi yang nyaman sekaligus spot selfie dan eksistensi masyarakat,” ujarnya.
Masih kata Ning Ita, seperti yang diketahui, sekarang area-area publik seperti Taman Benteng Pancasila, Taman Sehati, Alun-Alun dan yang sekarang sedang dikerjakan adalah jembatan Gajah Mada dan Jembatan Rejoto itu adalah area-area publik yang sedang disentuh oleh pembangunan. Mereka juga kita arahkan ke sana untuk bisa memberikan CSRnya ke sana.
“Karena tadi yang kesini adalah perusahaan elektronik, maka CSRnya akan berupa lampu-lampu yang ada di sepanjang Jembatan Gajah Mada,” tandasnya.
Sebagai informasi, mulai dari kursi, bangunan hingga papan tulis di sekolah yang dahulu bernama Sekolah Ongko Loro (SDN Purwotengah) masih asli sejak zaman Presiden RI Pertama, Ir Soekarno. Papan tulisnya sudah ada sejak tahun 1907, dibuktikan dengan tahun pembuatan yang berada di belakangnya, demikian juga aulanya masih asli dan bernilai sejarah nasional tinggi.
“Rencananya kami dalam waktu dekat pembangunan Soekarno Centre di SDN Purwotengah dengan arsitektur bergaya Mojopahit yang kental dengan batu bata yang disusun membentuk gapura, sesuai dengan pemikiran Soekarno yang terbuka segera kita wujudkan,” tegas Ning Ita.
Sesuai pantauan media ini setelah rombongan Konsulat Jepang mengunjungi SDN Purwotengah, rombongan pun bergerak menuju SMPN 2 Kota Mojokerto yang dahulu kala bernama Europesche Lagere School (ELS).
“Soekarno masuk kelas ongko loro (kelas dua) di Inlandsche School sekarang SDN Purwotengah di tahun 1909. Di tahun 1911, masuk ELS kelas 4. Jadi pendidikan Soekarno 1909-1911 di Inlandsche School di tahun 1911-1915 itu di ELS sekarang SMPN 2 Kota Mojokerto. Pada tahun 1916 itu sudah di HBS Surabaya, di Sekolah ini tercatat sejarah Nama Soekarno lahir yang semula bernama Koesno sejarah mencatat setelah sakit-sakitan di Mojokerto akhirnya nama Soekarno Kecil, asli bernama Koesno diganti orang tuanya menjadi Soekarno ” papar Ning Ita. (Tik/Adv)