Mojokertopos.com, SURABAYA – Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amin Widodo mengingatkan potensi gempa di Kota Surabaya dan wilayah Jawa Timur. Hal itu didasarkan rilis dan laporan penelitian bahwa Kota Pahlawan telah dilewati dua sesar atau patahan.
“Kementerian PUPR telah lama merilis bahwa wilayah Surabaya hingga Madiun dilewati sesar berpotensi gempa dahsyat hingga berkali-kali seperti tahun 1886 dan 1981. Ada dua sesar di Surabaya. Nah sesar itu memicu gempa hebat. Cuma penelitiannya itu masih progres istilahnya dan perlu penelitian lebih lanjut,” papar Amin Sabtu (30/1/2021).
“Ini dari kementerian PUPR sudah dirilis di mana-mana. Dan sudah diantisipasi dengan peraturan tahan gempa 2019,” tambah Amin.
Menurut Amin, saat ini, kedua sesar itu berada di posisi kedalaman. Adapun kedua sesar itu membentang dari Darmo hingga Cerme, Gresik dan Karangpilang hingga Saradan, Madiun.
“Sesar berupa garis dan itu posisinya di kedalaman sana. Letak sesar itu bukan di permukaan, tidak kelihatan. Tapi di kedalaman,” jelas Amin.
“Sesuai penelitian sesar titiknya dari Jalan Darmo. Pokoknya dari ITS sampai ke Cerme , kemudian dari Karangpilang sampai Madiun sedangkan wilayah Saradan berada di atas gunung,” jelasnya
Pakar Geologi dari ITS ini menambahkan, sebelumnya Surabaya pernah mengalami gempa bumi dahsyat selama dua kali terjadi pada tahun 1868 dan tahun 2018.
“Potensi gempa memang sejak lama terus dicari dan segera diantisipasi termasuk waktunya yang susah diperkirakan awal tahun 2021 bisa jadi terjadi. Kita semua pernah merasakan itu tahun 1868. Terus kemarin di 2018 terjadi di selat Madura itu dan itu kita rasakan sangat dahsyat,” tandas Amin.(Sum/Tik)