Mojokertopos.com – Ustadz Armedi Raharja, Lc memberikan pelatihan pengurusan jenazah di Masjid Mujahidin Benteng Pancasila, Kota Mojokerto, Sabtu (30/7/2022).
Ustadz Armedi menjelaskan bahwa yang berkewajiban menguburkan jenazah adalah khusus kaum laki-laki. Jika sudah dimakamkan baru wanita diperbolehkan ziarah kubur untuk mendoakan dan mengingat mati. Tahapan merawat jenazah itu dimulai dari, memandikan, mengkafani, menshalatkan dan mengkuburkan. Wanita hanya boleh sampai menshalatkan saja.
“Hukum mengurusi jenazah fardu kifayah, bagi ahli waris bisa fardu ain. Dengan pengurusan jenazah sesuai syariat, harapan kita menjadikan sebab jenazah dapat safaat dan pengampunan dosa-dosanya,” ujar Ustadz Armedi.
Lebih lanjut dikatakannya, ada ciri-cirinya seseorang yang mau meninggal. Jika kaki sudah dingin jangan ditinggal. Karena proses roh keluar dimulai dari kaki.
“Jika kaki sudah dingin, kewajiban kita untuk menuntun mentalkinnya dengan ucapan, “Lailahaillallah”. Barangsiapa yang sebelum meninggal mengucapkan “Lailahaillallah” maka berhak masuk suga. Jika sudah berhasil mengucap “Lailahaillallah” usahakan tidak berkata yang lain lagi. Proses keluarnya roh setiap orang berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada yang roh sudah jalan sampai perut kembali lagi ke kaki. Maka kita terus mentalkinnya. Dibacakan yasin biar prosesnya mudah itu hadistnya lemah,” ungkap Ustadz Armedi.
Lebih jauh dikatakannya, untuk memastikan sudah meninggal atau belum meninggal itu ada beberapa cara.
“Dipegang dadanya atau pegang tangannya di nadi dengan 3 jari. Jari manis, jari tengah dan jari telunjuk. Bisa juga dengan menggunakan cermin yang diletakkan di hidung. Jika sudah tida ada embun berarti sudah meninggal. Jika sudah dipastikan meninggal ucapkan ‘innalillahi wainnailaihi rojiun’,” terang Ustadz Armedi.
Masih kata Ustadz Armedi, orang meninggal pasti melihat ke atas karena pandangan matanya mengikuti jalannya roh. Maka mumpung masih hangat, sunnahnya segera dipejamkan matanya biar gampang. Jika sudah telat akan sulit, solusinya harus digosok dengan air hangat.
“Jika sudah terlanjur mungkin mulutnya terbuka. Boleh segera diikat kepalanya, kaki biar lurus jempol kanan dan kiri diikat. Terus melenturkan sendi-sendinya dengan dipijat-pijat,” jelas Ustadz Armedi.
Menurut Ustadz Armedi, jika ada yang meninggal, sunnahnya adalah segera mengumumkan kematiannya agar orang-orang sholeh datang.
“Jika jenazah dishalatkan oleh 40 orang lebih dan ahli tauhid maka berhak mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW dan masuk surga. Seorang ulama dan ustadz tidak sembarangan mau menshalatkan, karena makruh menshalatkan jenazah yang masih berbuat maksiat,” papar Ustadz Armedi.
Ustadz Armedi menuturkan, yang berhak mengurus jenazah urutannya adalah yang diberikan wasiat, ahli waris dan kaum muslimin secara umum.
“Contoh wasiat, jika nanti saya meninggal tolong saya diurus si Wulan. Maka ya si Wulan ini yang tanggung jawab. Nanti si Wulan mau mengajak ahli waris atau tidak terserah,” papar Ustadz Armedi.
Lebih lanjut dikatakan Ustadz Armedi, yang mengurus jenazah sesuai jenis kelamin. Kecuali suami istri. Dalam memandikan baiknya minimal 3 timba.
“Jangan lupa diberi perlak, karena jika otot-otot sudah tidak berfungsi maka mungkin akan keluar air kencing. Cara pertama memandikan jenazah adalah dengan air dicampur daun bidara yang sudah diremas-remas dulu baru boleh ditambah sabun. Yang kedua air murni tanpa campuran untuk membilas bisa dengan selang. Yang ketiga air dicampur kapur barus. Pakai sarung tangan utamanya tangan kiri dalam bersihkan kotoran. Yang mandikan 3 orang cukup. Jika istri yang meninggal, cuma suami yang urus jenazahnya sudah cukup,” ujar Ustadz Armedi.
Lebih jauh dikatakan Ustadz Armedi, melepas pakaian jenzah dengan cara digunting ya. Mandikan jenazah dimulai dengan Bismillah dan niat dalam hati menghilangkan hadast besar mayat. Sunnah mandikan mayat sama dengan sunnah mandi janabat. Caranya cuci tangan, bersihkan kemaluan terus wudhu baru mandi. Aurat jenazah saat mandi tetap harus ditutup. Mulai dari Dada sampai lutut aurat wanita harus ditutup.
“Cara mandikan jenazah, cuci tangan dulu terus bersihkan kotorannya dengan posisi dimiringkan biar isi perut keluar dan dipijat-pijat perutnya maka kencingnya akan keluar. Kemudian diwudhukan yang diawali dengan gosok gigi dan membersihkan hidungnya. Lalu dimandikan. Setelah dihanduki, sunnahnya adalah memotong kuku dan mencukur kumis jika panjang. Disunnahkan rambut dikepang bagi wanita. Jika mau ambil gigi pasangan sulit ya tidak perlu diambil karena tidak boleh menyakiti mayat. Jika ada luka diplester dan diberi kapas biar tidak tembus kain kafan. Dikasih kapas hanya biar memudahkan tapi dalam syariat islam tidak ada dikasih kapas,” terang Ustadz Armedi.
Ustadz Armedi menyampaikan, kain yang buat menutupi aurat saat mandikan adalah yang basah dan bisa ditutupi kain yang lain. Baru yang basah diambil.
“Jenazah laki-laki dengan 3 kain kafan. Yag perempuan bisa 3 atau 5 kain. Diukur tinggi jenazah dulu, kain dilebihi 20 cm diatas dan 20 cm dibawah. Maka jika tinggi 160 cm maka kainnya 2 meter. Yang buat jilbab 1,2 meter. Buat sarung diukur dari pusar. Gamis dari dada sampai mata kaki, tali 3 atau 5. Untuk anak-anak gunakan 3 kain kafan yang terdiri dari gamis dan kain kafan 2 lapis yg menutupi semua. Mayat umumnya dimiringkan ke kanan tapi itu bukan syariat.” ungkap Ustadz Armedi.
Lebih lanjut dikatakannya, urutan kain kafan dimulai dari sarung, gamis, kerudung, kafan 2 lapis. Dubur dan kemaluan dikasik kapas, dipasang kayak Pampers. Melipatnya berselingan. Mengikatnya dimulai dari yang dipundak dengan ikatan di sebelah kiri karena akan dimiringkan ke kanan.
“Tata cara shalat jenazah. Disunnahkan membuat shaf minimal 3 shaf yang rapat saja karena tidak perlu rukuk. Setelah niat shalat jenazah dimulai setelah takbir pertama membaca Ta’awud dan Al Fatihah. Takbir kedua baca shalawat ibrohimiyah atau seperti shalawat saat tahiyat. Kemudian takbir ketiga berdoa Allahumafirlahu warhamhu wa’afini wafuanhu jika mayatnya laki2, jika wanita doanya Allahumafirlaha warhamha wa’afini wafuanha. Lalu takbir keempat diam sejenak baru salam,” ungkap Ustadz Armedi.
Lebih jauh dikatakannya, dianjurkan minta keridhoan ke orang-orang lain. apa mayat punya salah dan punya pinjaman. Jika punya maka segera diselesaikan. Setelah dikubur baru didoakan lagi.
“Disunnahkan sesudah mengurusi jenasah untuk mandi janabat. Sesudah mandi baru ikut jama’ah shalat jenazah. Shalat ghoib diperlukan untuk jenazah yang belum dishalati seperti yang mayatnya hilang,” tutup Ustadz Armedi. (Tik)