MOJOKERTO – MP : Pabrik Gula (PG) Gempolkerep dibawah kendali PTPN X dengan dibantu dukungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, mencanangkan mekanisasi sistem penanaman tebu yang efektif demi meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi, bertempat di Desa Ngingasrembyong Kecamatan Sooko, Kamis 03 September 2015 pagi.
Acara yang juga dihelat dalam rangka tasyakuran ‘tutup tanam tebu hamparan full mekanisasi’ ini juga sebagai salah satu bentuk kepedulian Pemkab Mojokerto terhadap kelangsungan produksi nilai jual gula tebu. Pemerintah memang tengah siaga menghadapi gempuran dan ancaman import gula yang masuk ke Indonesia, termasuk alasan krusial lainnya yakni persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Bupati Mustofa Kamal Pasa yang hadir meresmikan acara, secara simbolis membuka jalannya kegiatan pencanangan didampingi Dirut PTPN X, Subiono. Pembukaan tersebut ditandai prosesi penekanan tombol dan penyerahan satu unit mesin traktor kepada Ketua Kelompok Petani Tebu Rakyat (KPTR) Mitra Sejahtera Kecamatan Sooko, Abdul Muin, mewakili para petani tebu se-Kabupaten Mojokerto.
“Pemerintah belum mengambil kebijakan untuk menyetop impor gula demi menaikkan harga jual gula petani. Kebijakan itu mencukupi kebutuhan gula nasional yang belum tertutup oleh produksi lokal. Saya harap mekanisme penanaman tebu yang terus diperbaiki, akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang melimpah dan meningkatkan kesejahteraan petani”, ujar Bupati di acara yang juga dihadiri oleh seluruh Kades se-Kabupaten Mojokerto tersebut.
Dirut PTPN X dalam komentarnya menggarisbawahi bahwa PTPN X telah berusaha dalam Efisiensi, Diversifikasi, dan Optimalisasi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pihaknya terus melakukan riset dan inovasi demi menggenjot produksi gula lebih baik, kesejahteraan petani juga menjadi salah satu target utamanya.
“PG Gempokerep secara statistik bisa dikatakan sangat baik dalam produksi gulanya. Kita berharap mekanisme tanam tebu yang lebih baik, bisa melesatkan laju produksi gula dengan biaya yang lebih kecil”, komentarnya.
General Manajer PG Gempolkerep, Khoesdarmawanto, juga menyampaikan hal senada dengan komentar Dirut PTPN X dan Bupati dalam sambutan. Dirinya menyampaikan pandangan dan menyelipkan harapan pada pemerintah untuk memikirkan stok gula yang cukup banyak menumpuk di pabrik.
“Kita berharap produksi gula tebu terus meningkat, bahkan surplus sehingga tidak usah impor. Namun PR besarnya adalah bagaiman cara mengatasi penjualan lambat, ditambah dengan harga yang juga murah. Saya menyampaikan apresiasi dan terimaksih sebesar-besarnya kepada Pemkab Mojokerto dan Bupati Mustofa Kamal Pasa, karena turut memikirkan solusi dan perhatiannya terhadap nasib petani tebu Kabupaten Mojokerto. Semoga dengan perubahan sistem manual ke mekanisme produksi, akan meningkatkan hasil produksi tebu”, harap Khoesdarwanto.
Kabupaten Mojokerto patut berbangga, pasalnya PG Gempolkerep Kecamatan Gedeg sempat disebut sebagai salah satu PG terbaik. Wapres Jusuf Kalla yang berkunjung beberapa waktu lalu menilai bahwa PG Gempolkerep punya sistem produksi dan pengolahan tebu yang baik. Ia juga menyatakan bahwa PG Gempolkerep termasuk dalam 4 PG terbaik yang Ia singgahi. (Tik)
Berita Majalah Mojokerto Pos Edisi 021, September 2015 :