Mojokerto, mojokertopos.com – Sebanyak 25 dari 26 peserta uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-20 lembaga uji Universitas dr Soetomo (Unitomo) dinyatakan kompeten, Minggu (31/8/2025) di Gedung H Kampus di Jalan Semolowaru. Salah satunya Harun Effendy peserta UKW Utama delegasi Harian Berita Metro yang juga merupakan anggota Persatuan Wartawan Mojokerto Raya (PWMR).
Pada ujian UKW Utama ini, Harun hanya berdua dengan Budi delegasi media Bidik Nasional. Dan Unitomo sendiri adalah perguruan tinggi yang telah mengantongi izin lembaga uji dari Dewan Pers untuk menguji kompetensi profesi wartawan.
Kegiatan uji kompetensi wartawan ini berlangsung mulai tanggal 27 Agustus diawali pra UKW menghadirkan narasumber Dhimam Abror Djuraid secara daring lewat aplikasi Zoom. Dalam pra UKW terdapat studi kasus terkini, yakni aksi demonstrasi.
Selain itu, juga simulasi pelaksanaan UKW bersamaan pra tes seputar wawasan kode etik jurnalistik, UU pers, ITE hingga PPRA (pedoman pemberitaan ramah anak). Bagi yang lulus pra tes ini dapat melanjutkan ke uji UKW yang berlangsung pada 30-31 Agustus di kampus Unitomo secara tatap muka.
Jumlah peserta awalnya 29 orang terdiri dari kelas UKW Utama 2 orang. Kemudian kelas Madya 6 orang dan 21 peserta UKW Muda. Namun ada tiga mengundurkan diri. Sedangkan sisanya 25 dinyatakan kompeten dan satu orang tidak (lulus, red) kompeten.
Dari informasi yang terkumpul, peserta tidak hanya dari dalam Kota Surabaya. Tetapi juga dari tetangga Gresik, Sidoarjo. Lalu masih dalam provinsi Jatim ada Banyuwangi, Sumenep, luar provinsi ada Bekasi. Serta luar pulau yakni Bali, Lombok NTB, Kaltim hingga Makassar Sulawesi Selatan.
Kaprodi Ilmu Komunikasi Dr Zulaikha MSi yang turut hadir menjelaskan, bahwa Unitomo per angkatan ke-20 UKW ini telah menghasilkan 200 lebih wartawan kompeten menurut ketentuan Dewan Pers.
“Hari ini angkatan ke-20 mengikuti selama dua hari. Dan dari 26 peserta, yang dinyatakan kompeten ada 25 orang. Artinya semua termasuk alumni dan keluarga besar Unitomo,” jelasnya singkat.
Berikutnya, Zaenal wartawan senior yang juga mewakili Unitomo menceritakan kisah seorang teman yang melakukan transaksi ‘prostitusi’. Saat transaksi ternyata tidak sesuai pesanan, sehingga pelanggan marah.
“Dalam bisnis ‘kotor’ saja. Pelanggan menuntut ‘bersih’. Apalagi profesi wartawan yang notabene bersih ini, ya jangan sampai dikotori,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah peserta.
Dalam kesempatan itu, Syaiful Anam salah seorang penguji menyampaikan pesan khusus. Bahwa boleh bangga, tapi bukan membanggakan diri.
“Sudah lulus UKW harus menjadi contoh lainnya. Masak sudah lulus UKW penampilan dan perilaku tidak berubah. Karena seharusnya meningkatkan kompetensi,” pintanya.
Dia berharap dengan lulus UKW, peserta dapat bersyukur dan memberikan contoh kepada lainnya dengan profesionalisme. “Ibarat padi, semakin tinggi, maka makin merunduk,” timpalnya.
Di sisi lain, Harun Effendy setelah dinyatakan lulus kompetensi wartawan mengaku bersyukur. Menurutnya ini tak lepas dari dukungan penuh keluarga, juga kantor Harian Berita Metro.
Selain itu, juga kolega, setidaknya saat ujian jejaring telah bersedia dihubungi di hadapan penguji. Ada Bupati Sidoarjo Subandi, Bambang Haryo DPR RI, Tatag Triwibowo pengusaha, Chusnur Ismiati tokoh perempuan, Ustaz Sudirman pakar koperasi. Kemudian Fakhri Husaini pelatih sepak bola nasional, Lutfil Hakim Ketua PWI Jatim, Achmad Riyadh Ketua PSSI Jatim.
Berikutnya ada unsur pemerintah, di antaranya Pulung Causar dari Pemprov Jatim, Minhar Pemkot Batu, Novia Pemkot Mojokerto, Fikser dan Indrianto Pemkot Surabaya. Serta akademisi, praktisi pendidikan, dan banyak lagi yang keseluruhan ada 20 orang.
“Di kantor Harian Berita Metro, saya haturkan terima kasih atas dukungan Direktur Ibu Silvia, Pak Hadi. Lalu pimred pelaksana Pak Totok, juga teman-teman wartawan satu kantor yang japri memberikan support saat ujian,” bebernya.
Sebagai informasi, Harun mulai ikut uji kompetensi sekitar 2019 lalu UKW Muda. Kala itu penyelenggara PWI Jatim bekerja sama dengan Pemkot Surabaya. Sementara dia menerima penempatan kantor di Pokja Pemkot Surabaya, sehingga dapat fasilitas gratis di era Wali Kota Tri Rismaharini.
Selanjutnya 2023 lalu Harun mengikuti UKM Madya di Kediri. Penyelenggaranya PWI Kediri. Dan tahun ini UKW Utama di Unitomo Surabaya. “Yang saya rasakan, di UKW Muda dikejutkan dengan hafalan UU Pers, ITE, PPRA dan kode etik jurnalistik. Namun kuncinya selama kita keseharian liputan di lapangan, insyaallah bisa lulus,” ungkapnya.
Dia merasakan tingkat kesulitan pada UKM Madya. Alasannya, ujian menyangkut kebiasaan redaktur. Mulai edit berita, rapat dengan reporter, hingga membuat layout koran. “Beruntung saya sering berkomunikasi dengan pimpinan juga redaktur. Sedikit banyak tahu, apalagi di masa-masa ini, sering ikut lomba menulis berita. Secara mental sudah siap,” paparnya.
Sedangkan di UKW Utama ini, sebetulnya tidak terlalu siap, terutama juga syarat administrasi. Dari panitia setelah koordinasi dengan Dewan Pers ada syarat kurang lengkap.
“Sempat tarik ulur. Namun berkat dukungan panitia UKW SMSI Banyuwangi dan Unitomo. Karena saya ini pindahan seharusnya ikut di Banyuwangi. Alhamdulillah akhirnya nama saya masuk daftar uji. Dan saya rasakan UKW Utama lebih ringan, namun poin utama di jejaring tadi. Serta kemampuan leadership memimpin rapat redaksi untuk menentukan headline berita misalnya. Ini saya dapat motivasi Pak Totok pimpinan di kantor agar percaya diri saja di hadapan penilai dan peserta lain. Alhamdulillah meski agak gugup akhirnya terlewati. Karena baru saling kenal tapi seolah-olah peserta lain adalah rekan kerja,” urainya.
Oleh karena sertifikasi UKW Utama menjadi salah satu syarat mutlak perusahaan pers mendapatkan verifikasi Dewan Pers. Harun mengaku, sejumlah pihak tertarik untuk merekrutnya.
“Alhamdulillah saya ucapkan terima kasih buat teman-teman yang percaya. Tapi tentu, saya tidak boleh melupakan begitu saja, kantor tempat berkarya selama ini. Yang sudah memberikan kesempatan dan dukungan untuk saya bisa berkembang di dunia jurnalistik. Saya juga dedikasikan untuk istri dan anak-anak dan saudara, juga orang tua yang terus mendukung karir jurnalistik saya. Terima kasih,” pungkasnya. (Tik)