Mojokerto, mojokertopos.com : Gerakan Pamong Majapahit (GPM) demo Bupati Mojokerto terkait penuruan Alokasi Dana Desa (ADD), Kiai Asep Saifuddin Chalim merasa sangat tersinggung dan merasa didzalimi akibat setelah ada kata sepakat silrap dan ADD justru tetap ada ancaman Pamong Mojopahit terhadap anaknya Bupati Mojokerto.
Seperti diketahui gerakan para anggota PKPI yang menamakan diri Pamong Majapahit melakukan unjuk rasa dikantor Bupati Mojokerto, Kiai Asep yang merupakan ayah kandung dari Bupati Mojokerto menjelaskan, tuntutan mereka adalah siltap tidak boleh dikurangi.
“Dan itu manusiawi, oleh karena itu diperjuangkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk memenuhi itu meskipun ADD dikurangi oleh Pemerintah Pusat. Siltap itu tidak dikurangi, ADDnya dikurangi tapi Siltapnya tidak dikurangi. Sementara di Pasuruan itu jelas Siltapnya dikurangi,” ungkapnya, Sabtu (27/12/2025) di Rumah Dinas Bupati Mojokerto.
Ditambahkannya, sebelum demo, sudah ada perundingan dan menyepakati sudah damai. Namun saat keluar bicara lain, ngajak demo.
“Hal ini yang kurang ajar. Ya saya balas dengan hizib nashor malam ini. Tapi mereka bodoh, demo kemarin kan terdokumentasi. Presiden Prabowo, Menteri Keuangan, dan Menkopolhukam juga tau siapa saja yang demo. Tidak usah dilaporkan tau semua,” tegasnya.
Masih kata Kiai Asep, penjelasan ini supaya Kepala Desa dan Perangkat Desa tau upaya Pemerintah Kabupaten Mojokerto agar Siltap jangan sampai dikurangi karena menyangkut perut.
“Saya sebagai orang tua Bupati Mojokerto tersinggunglah. Sangat tersinggung. Makanya perlindungan saya malam ini saya bacakan hizib nashor, beristighosah, dan membacakan tarmihim untuk mereka,” pesannya.
Dijelaskannya, sebab kalau ia tidak tersinggung maka ia adalah keledai. “Tau tidak keledai. Dokar itu ditarik oleh kuda. Keledai itu semacam kuda. Kuda itu dipecuti oleh kusirnya tapi masih memberikan makan kepada kusirnya. Saya bukan keledai, makanya saya tersinggung,” cetusnya.
Lebih jauh dikatakannya, kalau mereka orang muslim, banyak baca istighfar. “Barang siapa yang banyak membaca istighfar, Allah menjadikan susah dan gundahnya segera berubah menjadi kebahagiaan. Kesulitannya diberikan jalan keluar, Allah memberikan rezeki dari arah yang tak diduga-duga,” tuturnya.
Ditegaskannya, anaknya ini cucunya Pahlawan Nasional dan ia ini memperoleh gelar Bintang Mahaputera. “Jadi, kalau gelar Pahlawan Nasional itu syaratnya harus meninggal dulu. Saya juga mempunyai gelar sebagai satu-satunya tokoh penggerak ekonomi syariah untuk Indonesia. Saya juga mendapatkan gelar sebagai satu-satunya tokoh peduli anak di Indonesia,” tutupnya. (Mar/Adv)












