Edukasi Cegah Stunting, Puskesmas Kranggan Andalkan SI MOMO NEKAT

Edukasi Cegah Stunting, Puskesmas Kranggan Andalkan SI MOMO NEKAT
Edukasi Cegah Stunting, Puskesmas Kranggan Andalkan SI MOMO NEKAT

Mojokertopos.com : Puskesmas Kranggan memiliki inovasi SI MOMO NEKAT (Edukasi Emotional Demonstration menggunakan Boneka Tangan). Inovasi ini dibuat sebagai media edukasi dalam upaya menekan angka stunting bagi masyarakat

 

Perlu diketahui, berdasarkan data capaian bulan timbang di wilayah kerja Puskesmas Kranggan pada tahun 2020, persentase stunting sebesar 8,9%, sedangkan pada tahun 2021 sebesar 8,5%, dan pada tahun 2022 sebesar 3,01%.

 

“Puskesmas Kranggan memiliki dua kelurahan di wilayah kerjanya yang menempati urutan ke-dua dan ke-tiga prevalensi stunting terbesar dari 18 kelurahan di Kota Mojokerto, sehingga kedua kelurahan tersebut menjadi lokus stunting pada tahun 2021,” ujar Kepala Puskesmas Kranggan, drg. Riris Damajanti, Senin (27/12/2022).

 

Ditambah pada tahun 2020, persentase capaian D/S Puskesmas Kranggan juga terendah diantara 6 puskesmas lainnya, yaitu 40.6%. Karenanya, para petugas penyuluh kesehatan masyarakat Puskesmas Kranggan berupaya memunculkan inovasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

 

SI MOMO NEKAT merupakan inovasi modifikasi dari metode Emotional Demonstration. Pelaksanaannya mengikutsertakan seluruh sasaran posyandu balita secara partisipatif dengan cara menyenangkan dan menyentuh emosi.

 

“SI MOMO NEKAT dikemas dalam bentuk panggung boneka tangan dan permainan, serta menggunakan alat peraga lainnya. Ini menjadi metode penyuluhan yang asyik, menarik, dan mudah dipahami oleh balita, orangtua atau pengasuh, dan kader motivator,” terang drg. Riris.

 

Pertunjukan SI MOMO NEKAT biasanya dimulai dengan menyanyikan jingle rumpi sehat yang melibatkan seluruh sasaran posyandu balita. Tujuannya untuk menggugah semangat di awal pertemuan. Kemudian dilanjutkan dengan panggung boneka tangan dengan empat tokoh boneka antara lain Titi, Ibu Rumpi, Ibu Sri dan MOMO si anak gemas pembawa informasi kesehatan.

 

Melalui keempat tokoh tersebut disampaikan berbagai cerita yang berisikan pesan edukasi kesehatan, terutama kesehatan balita. Misalnya, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), gizi bagi balita, kebersihan diri, penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta materi kesehatan lainnya. Selain itu, edukasi kesehatan tersebut juga dibagikan dalam bentuk leaflet.

 

“Berkat inovasi ini, pesan-pesan kesehatan bisa lebih menarik dan diserap oleh orang tua dan balita. Terbukti, capaian D/S meningkat setiap tahun. Tahun 2020 sebesar 40,6%, tahun 2021 menjadi 41,3%, dan 2022 naik drastis sebesar 71%,” ungkap drg. Riris. (Tik)

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *