Kerjasama PWMR & Pabrik Etanol Enero Selain Publikasi, Juga Beri Masukan Kontruktif

oleh
oleh
Kerjasama PWMR & Pabrik Etanol Enero Selain Publikasi, Juga Beri Masukan Kontruktif
Kerjasama PWMR & Pabrik Etanol Enero Selain Publikasi, Juga Beri Masukan Kontruktif
banner 468x60

Mojokerto, mojokertopos.com : Persatuan Wartawan Mojokerto Raya (PWMR) bekerjasama dengan PT. Energi Argo Nusantara (Enero). Dalam acara tersebut, selain menjalin kerjasama dengan PWMR, PT. Enero juga menegaskan komitmennya mendukung BBM Campur Etanol 10%.

 

banner 336x280

Ketua PWMR, Jayak Mardiansyah menerangkan, pihaknya berharap adanya kerjasama PWMR dengan PT. Enero bisa saling menguntungkan dan saling melengkapi.

 

“Nantinya kerjasamanya tidak hanya sebatas publikasi namun juga saling memberikan masukan yang konstruktif,” ungkap Jayak Mardiansyah, Selasa (14/10/2025) di Warung Marung Heritage Kota Mojokerto.

Pengurus dan Anggota PWMR juga berharap ada penjelasan detail terkait program pemerintah di tahun 2026 mendatang mengenai bahan bakar minyak (BBM) produksi Pertamina yang dicampur etanol 10%.

 

“Dalam forum ini, mohon dijelaskan terkait hal tersebut. Hal ini penting untuk mengedukasi masyarakat luas,” ungkap Wakabiro Harian Pagi Pojok Kiri Mojokerto-Jombang ini.

 

Menanggapi hal tersebut, General Affair PT Enero, I Dewa Gede Indra Kusuma Suntaka menjelaskan, pihaknya siap untuk mendukung komitmen pemerintah terkait campuran 10 persen etanol (E10) untuk bahan bakar minyak (BBM) produksi Pertamina.

 

“Kami sangat mendukung komitmen pemerintah yang tetap akan memilih opsi E10, penambahan ethanol 10 persen pada bensin Pertamina,” ungkapnya.

 

Ia menilai bahwa secara teoritis, ketergantungan terhadap energi yang berasal dari fosil harus dikurangi mengingat depositnya yang terus menurun.

 

“Kami tetap berkeyakinan bahwa energi alternatif yang baru dan terbarukan harus dimaksimalkan. Semua pakar masih sepakat bahwa energi fosil pada saatnya akan habis. Tidak ada pilihan, renewable resources harus dipersiapkan kalau negara kita mau berdaulat energi,” paparnya.

 

Mengenai kesiapan PT Enero, perusahaan berkomitmen mendukung dan berperan aktif dalam penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (BBN) untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.

 

Ia juga menyebut, PT Enero sebagai mitra strategis akan memprioritaskan alokasi produksi fuel grade ethanol untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang dalam hal ini mandatorinya berada pada PT Pertamina Patra Niaga.

 

“Jika ini segera dilaksanakan pada 2026, maka kami butuh komitmen itu. Sebab, ini akan menyangkut kebijakan perusahaan dalam kaitannya dengan kapasitas produksi perlu dialokasikan dengan tepat sejak awal tahun untuk memastikan kontinuitas pasokan,” ujarnya.

 

“Lalu, spesifikasi fuel grade memerlukan proses produksi dan quality control yang berbeda dengan produk industrial grade. Juga aspek perencanaan operasional yang membutuhkan kepastian komitmen untuk efisiensi biaya produksi dan logistik,” tambahnya.

 

PTPN Group melalui PT Enero pun telah menyiapkan pasokan ethanol untuk BBN sebesar 36.000 KL/tahun.

 

Kapasitas ini dapat ditingkatkan seiring berjalannya mandatori ethanol dengan pembangunan pabrik baru oleh Holding PTPN Group, mengingat besarnya potensi bahan baku dari produk turunan gula putih yang dikelola oleh PT Sinergi Gula Nusantara.

 

PT. Energi Argo Nusantara (Enero). Dalam acara tersebut, selain menjalin kerjasama dengan PWMR, PT. Enero juga menjelaskan meskipun pernah berhenti produksi 2 tahun, PT. Enero tetap berkomitmen tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

 

Pihaknya juga mewakili segenap Wartawan yang menjalankan tugas jurnalistik di Mojokerto berharap ada penjelasan detail terkait musibah kebakaran yang terjadi di PT. Enero pada tanggal 10 Agustus 2020.

 

“Dalam forum ini, mohon dijelaskan terkait hal tersebut. Hal ini penting untuk memetik hikmah dari suatu musibah,” pintanya.

 

Menanggapi hal tersebut, General Affair PT Enero, I Dewa Gede Indra Kusuma Suntaka menjelaskan, saat itu, vendor produksi itu melanggar salah satu SOP sehingga terjadi kebakaran.

 

“Setelah itu, 2 tahun kami tidak berproduksi namun kami tidak melakukan PHK. kami berbenah keselamatan kerja, office maupun lapangan. Selain itu, kami juga meminta arahan dari Disnaker,” ungkapnya.

 

Terkait kerjasama publikasi dengan PWMR, pihaknya menyambut baik hal tersebut sebagai bentuk simbiosis mutualisme.

 

“Nantinya saat ada hal yang perlu dipublikasikan kami akan menghubungi PWMR sebagai bukti nyata wujud kerjasama publikasi. Mohon doanya, semoga di tahun 2026 BBM produksi Pertamina menggunakan etanol 10%,” harapnya. (Tik)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.