Mojokerto – mojokertopos.com : Forum Pembauran Bangsa(FPB) telah dikukuhkan dengan penuh semangat pantang menyerah. Dengan pengukuhan pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Mojokerto masa bhakti 2025–2029 diharapkan mampu mempersatukan etnis, agama dan budaya serta menciptakan kesejukan. Hal itu disampaikan Bupati Gus Barra yang dibacakan oleh Asisten Bupati yang digelar di Gedung Bappeda Kabupaten Mojokerto, pada Kamis (6/11/2025) pagi. Pengukuhan FPB Kabupaten Mojokerto akibat Bupati tidak bisa hadir langsung dipimpin oleh oleh Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Mojokerto, Tatang Marhaendrata, SH.
Selaku Pembina FPB Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mojokerto yang baru, Edy Taufiq menjelaskan bahwa FPK merupakan wadah strategis yang menaungi berbagai unsur etnis, Suku, agama, dan budaya dan wajib menciptakan suasana sejuk pada seluruh masyarakat.
“Kabupaten Mojokerto memilik sejarah besar sebagai pusat kejayaan Majapahit di Trowulan. Sejak dulu nilai-nilai luhur kebinekaan dan toleransi yang diwariskan leluhur harus terus selalu dijaga, semangat kebersamaan dalam Bhinneka Tunggal Ika harus kita jadikan dasar yang kuat bagi masyarakat untuk tetap bersatu membangun bangsa,” ungkap mantan Kasatpol PP Kabupaten Mojokerto ini.
Mantan Ajudan Bupati Achmadi ini juga menegaskan bahwa FPK memiliki peran penting dalam menjalankan peran sebagai mitra aktif pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan yang lebih baik lagi.
Dalam sambutannya Bupati Mojokerto Gus Barra melalui Tatang Marhaendrata dalam arahannya menekankan pentingnya sinergi dan kekompakan antar pengurus FPK yang berasal dari beragam suku dan latar belakang dengan Pemerintah dan warga masyarakat secara keseluruhan.
“FPK Kabupaten Mojokerto harus mampu menjadi miniatur Indonesia. Meski berbeda asal etnis, agama maupun budaya, maka semangat persatuan harus terus dihidupkan. Harapan kami, FPK harus juga menjadi wadah yang menyejukkan dan mampu mengayomi seluruh masyarakat Kabupaten Mojokerto tanpa terkecuali,” pesanya.
Mantan Kabag Hukum berpuluh tahun ini, juga menyoroti pentingnya FPB harus mampu mengikuti literasi digital di era modern seperti saat ini. Menurutnya, segenap pengurus FPK harus cerdas dalam menyikapi informasi di media sosial agar tidak mudah terprovokasi isu yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat yang saat ini sangat rawan terjadi.
“Kita harus bijak menghadapi berita di media sosial. Jangan sampai perbedaan etnis, agama, budaya, atau pandangan justru dibentur-benturkan jangan mau agama dibenturkan dengan budaya itu tidak akan nyambung. Terjadnya perundingan pada siswa dan para Pemuda sering terjadi, ini semua bisa terjadi akibat dipicu perbedaan-perbedaan yang terjadi di masyarakat. Ini perlu diwaspadai bersama, dan harus disikapi dengan bijaksana, dalam hal ini peran pengurus FPK sangat dibutuhkan sesuai keahliannya masing-masing” pungkasnya.(Tik)














