Mojokerto, mojokertopos.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menggelar Apel Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025 pada Rabu (22/10), bertempat di halaman Kantor Pemkab Mojokerto. Dalam momen tersebut Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa, mendorong para santri menjadi penggerak peradaban, bukan sekadar penyaksi perubahan zaman.
“Sebagai santri, dituntut tidak hanya bisa menguasai kitab kuning, tetapi lebih dari itu, santri harus berinovasi dengan teknologi seiring dengan kemajuan zaman,” tegas Bupati Albarra saat membacakan amanat Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar.
Apel diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, antara lain ASN/KORPRI Kementerian Agama, Banser, Kokam, Senkom, GP Ansor, IPNU, IPPNU, Pemuda Muhammadiyah, serta perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan diawali dengan penampilan seni Whirling Darwis atau tari sufi dari santriwan-santriwati Pondok Pesantren Roudlotul Qurro’ Wal Munsyidin, Kecamatan Bangsal. Penampilan ini dilanjutkan dengan atraksi marching band dari siswa-siswi SMKN 1 Jetis.
Rangkaian apel juga diisi dengan pembacaan Pembukaan UUD 1945, Ikrar Santri, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Yalal Wathon, dan Mars Hari Santri. Seluruh kegiatan berlangsung dengan tertib, khidmat, dan penuh semangat kebangsaan.
Bupati yang akrab disapa Gus Barra menegaskan, HSN merupakan momentum strategis untuk meneguhkan peran santri dalam pembangunan bangsa.
“Dari rahim pesantren lahir para tokoh besar bangsa ini, mulai dari pejuang kemerdekaan hingga pemimpin umat,” ungkapnya.
Peringatan HSN tahun ini mengusung tema ‘Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia’. Tema tersebut mencerminkan tekad santri untuk berkontribusi aktif dalam membangun peradaban global yang damai, adil, dan berkeadaban.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Barra juga menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya 67 santri dalam musibah yang menimpa Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Pemerintah telah hadir langsung di lokasi untuk memberikan bantuan dan memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik.
“Ini adalah bukti bahwa negara hadir dan peduli terhadap pesantren dan para santri,” ujarnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini juga mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap pesantren melalui berbagai kebijakan strategis, antara lain Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren, serta pelibatan pesantren dalam Program Makan Bergizi Gratis (MSG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG).
“Program Cek Kesehatan Gratis merupakan sejarah baru bagi pesantren, karena untuk pertama kalinya santri mendapatkan layanan kesehatan gratis secara massal,” imbuhnya.
Gua Barra berpesan kepada seluruh santri agar terus menanam ilmu, menjaga akhlak, dan mencintai Tanah Air.
“Tanamlah ilmu dengan sungguh-sungguh, jaga akhlak, hormati guru dan kiai, serta cintai Tanah Air. Karena dari tangan para santrilah, masa depan Indonesia akan ditulis,” tutupnya. (Tik).